Sabtu, 29 Oktober 2011

Jumat, 24 Juni 2011
Diposkan oleh Dely Cira di 05:56
Label:
Profesi keguruan dan kependidikan
Ragam Model Pembelajaran Terpadu
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula, ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti : fragmented (penggalan), connected (keterhubungan),nested (sarang), sequenced (pengurutan), shared (irisan), webbed (jaring laba-laba),threaded (bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam), dan networked (jaringan kerja). Model-model tersebut dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

1.      Fragmented (Penggalan)

Model Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.




2.   Connected  (Keterhubungan)

Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkna ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

3.      Nested (Sarang)

Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Keunggulan model ini adalah kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.

4.      Sequenced (Pengurutan)

Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topik, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model ini adalah perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya.

5. Shared (Irisan)

Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Keunggulan model ini adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.

6.      Webbed (Jaring Laba-laba)

Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan, kemudahan untuk lintas semester dalam KTSP sangat mendukung untuk dapat dilaksanakannya model pembelajaran ini.
Kelemahan model ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

7.      Threaded (Bergalur)

Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Keunggulan model ini adalah konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Nilai lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superor dapat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini adalah hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.

8.      Integrated (Keterpaduan)

Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated day” 
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.

9.      Immersed (Terbenam)

Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.

10. Networked (Jaringan Kerja)

Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung.
Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.


 

Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Share300 Friday Wage, 7 March 2008 — Pendidikan

Pengertian

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

Rasional

Dalam Contextual teaching and learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Pemikiran Tentang Belajar

Proses belajar anak dalam belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Transfer belajar; anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa sebagai pembelajar; tugas guru mengatur strategi belajar dan membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, kemudian memfasilitasi kegiatan belajar. Pentingnya lingkungan belajar; siswa bekerja dan belajar secara di panggung guru mengarahkan dari dekat.

Hakekat

Komponen pembelajaran yang efektif meliputi:
Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan membangun makna atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.
Tanya jawab, dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, seangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
Inkuiri, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan.
Komunitas belajar, adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam; pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, beekrja dengan masyarakat.
Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa dapat mencontoh, belajr atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. Guru memberi model tentang how to learn (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat diambil dari siswa berprestasi atau melalui media cetak dan elektronik.
Refleksi, yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah; pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
Penilaian otentik, prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada; pembelajaran seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya informasi di akhr periode, kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.

Penerapan CTL dalam pembelajaran

Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan engkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Lakukan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua toipik. Kembangkan sifat keingin tahuan siswa dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran. Lakukan refleksi pada akhir pertemuan. Lakukan penilaian otentik yang betul-betul menunjukkan kemampuan siswa.
Jumat, 24 Juni 2011
Diposkan oleh Dely Cira di 05:56
Label:
Profesi keguruan dan kependidikan
Ragam Model Pembelajaran Terpadu
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula, ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti : fragmented (penggalan), connected (keterhubungan),nested (sarang), sequenced (pengurutan), shared (irisan), webbed (jaring laba-laba),threaded (bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam), dan networked (jaringan kerja). Model-model tersebut dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:

1.      Fragmented (Penggalan)

Model Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.

2.   Connected  (Keterhubungan)

Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkna ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

3.      Nested (Sarang)

Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Keunggulan model ini adalah kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.

4.      Sequenced (Pengurutan)

Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topik, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model ini adalah perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya.

5. Shared (Irisan)

Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Keunggulan model ini adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.

6.      Webbed (Jaring Laba-laba)

Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan, kemudahan untuk lintas semester dalam KTSP sangat mendukung untuk dapat dilaksanakannya model pembelajaran ini.
Kelemahan model ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

7.      Threaded (Bergalur)

Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Keunggulan model ini adalah konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Nilai lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superor dapat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini adalah hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.

8.      Integrated (Keterpaduan)

Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated day” 
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.

9.      Immersed (Terbenam)

Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.

10. Networked (Jaringan Kerja)

Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung.
Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.


Senin, 24 Oktober 2011

SERAT TENGAH PEUTING

 oleh Lufthie Kiwari pada 24 Februari 2011 jam 22:31

Bulan geus ngulincer ka beh kulon..mega-mega tinggarudat
mendung nu ngagimbung ti sore keneh geus dibakutet hawa peuting disimbut kasimpe...
Harewos taneuh ngamalis ti pasir nu tuluy dihuru kaketir
Pucuk awi ting garupay tina rungkun nu ngabelegbeg lebah landeuh
Ramo-ramo halimun ngagapuy lebah jukut nu kabulusan
Angin tuluy kakalayangan bangun kingkin...taya kadang nu bisa diajak cumarita...
Ti kajauhan..pakampungan lir kotak-kotak nu napuk na hambalan
Warna warni cahaya nu nyaliksik kasang carang,,
ngitung batu nu balatak na wates buruan...geus lila temen panto-panto
nutup kalbu..kekebul katut ramat lancah mapaes bangbarung nu cipruk ku kapeurih....

Sabot anjeun ngoleang...kamar-kamar beuki rupek..hate teu kendat guligah
jarum-jarum waktu narojosan rocop na jeroeun bayah...hate karasa direrab kasono
awak teu puguh laku kawas keusik kabawa caah..teu walakaya bangun taya tanaga
Lampah bet jadi leumpeuh..sirah jadi suku..suku jadi sirah...mata jadi panon..panon jadi mata..
ketak ka hareup teu incah tina lakuning niat jeung lengkah...nutur laku mapay lacak jatining diri
Rek lumpat kamana..taya tempat pangrereban..rek miang kamana rumingkang kesengker ku jirim
dikukuntit kalangkang..hamo bisa nyumput tina tapak....

Sabtu, 22 Oktober 2011

LESSON STUDY

LESSON STUDY

Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif,  dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study bukan metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

Dua manfaat Lesson Study adalah, pertama, merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa, serta kedua, mempercepat pematangan, pendewasaan bagi guru pemula. Menjadikan guru lebih profesional dan inovatif bagi guru-guru senior

Implementasi Lesson Study yang dilakukan oleh IMSTEP-JICA di Indonesia, menerapkan tiga langkah, yaitu PLAN, merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan alat-alat pembelajaran yang digunakan. DO, melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati, serta SEE, melaksanakan refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan dan diskusi bersama pengamat/observer pasca presentasi mengajar.

Di Indonesia, cikal bakal Lesson Study dimulai sejak tahun 1998 dengan nama Regional Education Development and Improvement Program (REDIP) dan Inservice Mathematics and Science Teacher Education Program (IMSTEP). REDIP lebih fokus kepada peningkatan manajemen pendidikan dan IMSTEP kepada peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan Lesson Study. Pada tahun 2006 IMSTEP berubah nama menjadi Program for Strengthening In-service Teacher Training for Science and Mathematics (SISSTEMS), yaitu Program Penguatan Pelatihan Guru IPA dan Matematika.


Awalnya SISTTEMS membidik seluruh guru IPA dan Matematika tingkat SMP di tiga kabupaten. Model Pengembangan Sekolah Berbasis Masyarakat (PSBM) diimplementasikan di seluruh SMP di Brebes dan Pekalongan serta Kota Bitung di Sulawesi Utara. Khusus tahun 2009 ini, program kerja sama teknis ini berubah nama menjadi PELITA yang berkonsentrasi pada dua hal pokok di atas.


Senin, 04 April 2011

" Catatan Seorang Teman " ( Makna Carita Sangkuriang oleh BonnySinter Deloniks R )

KAJIAN HERMENEUTIKA ATAS LEGENDA SANGKURIANG DAN GUNUNG TANGKUBANPARAHU.

Alkisah, “Raja Sungging Perbangkara pergi berburu, di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun “Cariang” (keladi hutan).

“Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik.

“Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya diberi nama Dayang Sumbi alias Raras Ati. Banyak raja yang meminang tetapi tak seorang pun yang diterima sehingga para raja saling berperang diantaranya. Sejak itu, atas permintaaanya sendiri, Dayang Sumbi mengasingkan diri di bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu si Tumang.

“Ketika asyik bertenun, Toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi merasa malas mengambil, maka terlontar ucapan tanpa pikir “barang siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila laki-laki, akan dijadikan suaminya”. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.

“Sangkuriang beranjak dewasa, ia berburu di hutan si Tumang disuruh mengejar babi betina bernama Wayungyang. Tetapi si Tumang tidak menurut, maka dibunuhnya. si Tumang oleh Sangkuriang, hati si Tumang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Namun akhirnya Dayang Sumbi mengetahui yang dimakan tadi adalah hati si Tumang, amarahnya memuncak maka serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk (tempurung kelapa), begitu kerasnya sehingga lukanya dalam.

“Sejak itu Sangkuriang mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah Timur akhirnya sampai di arah Barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Tetapi Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya.

“Terjalinlah kisah kasih “tidak sengaja karena tidak tahu” antara dua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi melihat tanda luka di kepala Sangkuriang, sadarlah kekasihnya tiada lain putranya sendiri.

“Namun Sangkuriang bersikeras menikahinya. Maka Dayang Sumbi meminta sarat agar Sangkuriang harus membuat perahu berikut telaga(danau)nya dengan cara membendung sungai Ci Tarum tetapi harus terjadi dalam semalam, Sangkuriang menyanggupinya.

“Maka dibuatlah perahu dari pohon yang tumbuh di arah Timur tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung Bukit Tunggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah Barat dan mejadi Gunung Burangrang.

“Dengan bantuan para Guriang, bendungan hampir selesai dikerjakan. Dayang Sumbi terkejut siasatnya mengundur waktu tidak berhasil, maka ia memohon Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terlaksana. Dayang Sumbi menebar irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), serta merta fajar pun merekah di ufuk timur.

“Sangkuriang gusar bukan main, di puncak kemarahannya, bendungan Sang Hiyang Tikoro dijebol, juga sumbat aliran sungai Citarum dilempar ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang

“Danau Bandung pun surut kembali. Perahu yang dikerjakan susah payah ditendang ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkubanparahu.

“Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi hingga menghilang di Gunung Putri berubah menjadi setangkai bunga jaksi.

“Dalam perjalanan kekecewaannya Sangkuriang tiba di tempat yang disebut Ujungberung lalu menghilang ke alam gaib (Ngahiyang).



Legenda bukanlah kisah historis (a-historis), tetapi berupa mitos yang menjadi acuan hidup masyarakat pendukung kebudaya-annya. Demikian pula yang terjadi pada legenda Gunung Tangkubanparahu. Di bawah ini saya susun kembali nama dan tempat serta aspek lainnya yang terdapat dalam legenda tsb. sebagai kata kunci heurmanetika (Ilmu Tentang Penafsiran), yaitu:
- Sungging Perbangkara,
- Cariang
- Babi hutan Si Wayungyang,
- Dayang Sumbi atau Rarasati,
- Anjing Si Tumang,
- Sangkuriang,
- Taropong (torak),
- Wetan (Timur)
- Kulon (Barat)
- Citarum,
- Sanghyang Tikoro,
- Guriang
- Gunung Putri,
- Gunung Manglayang,
- Ujungberung,
- Kembang Jaksi,
- Boeh rarang,
- Gunung Bukit Tungggul,
- Gunung Burangrang
- Gunung Tangkuban Parahu, dan
- Talaga Bandung.

Bahwa banyak penulis yang mengartikan arti dan makna terhadap legenda ini. Pada kesempatan sekarang penulis mencoba untuk membuat penafsiran arti dan makna menurut konsep nilai-nilai intrinsik pandangan hidup “urang Sunda” yang terkandung dalam alur cerita dan arti-makna dari setiap kata-kata kunci. Pemaknaan ini pun telah dikaji-banding dengan nilai-nilai intrinsik yang terkandung dalam cerita lama (pantun) yang dianggap sakral yaitu Cerita Pantun Lutung Kasarung dan Mundinglaya di Kusumah.

Di bawah ini disertakan deskripsi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan legenda Gunung Tangkubanparahu:

- Sungging Perbangkara, arti Sungging = ukiran, ornamen; Perbangkara terdiri dari dua kata prabha dan angkara; prabha = cahaya; ‘ng - sang = penanda hormat, honorifik. Angkara (rusakan dari akara) matahari Maknanya: Penanda dari kebaikan/kebenaran yakni cahaya pencerahan bagi yang menyimaknya.

- Cariang, Cariang, artinya: pohon keladi hutan (taleus leuweung) yang tumbuh subur dan bergetah sangat gatal. Maknanya: Manusia-manusia yang hidup di tengah hutan kehidupan dengan berbagai dorongan nafsu.

- Babi hutan Si Wayungyang, Babi hutan wayungyang Artinya: Wayungyang >w(b)ayeungyang = perasaan yang tidak tenteram, gundah gulana. Maknanya: Seseorang yang masih berada dalam sifat kehewanan tetapi telah mulai bimbang dan menginginkan menjadi seorang manusia seutuhnya (berperi-kemanusiaan)

- Dayang Sumbi atau Rarasati, Dayang Sumbi (danghiyang). Artinya : >Dang = penanda hormat, honorific. Yang <Hyang = gaib. >Sumbi = 1) Tendok = alat untuk menusuk hidung kerbau agar menurut. 2) Bagian ujung terdepan dari perahu sebagai penunjuk arah dalam berlayar agar tidak tersesat. Maknanya: Fitrah manusia yang bersifat gaibiah yang memberi petunjuk dan kendali dalam menentukan arah kehidupan. Bisa dimaknai pula sebagai kata hati, nurani yang mendapat pencerahan sang Tunggal.
Raras Ati nama lain dari Dayang Sumbi. Artinya : 1) >Raras = perasaan yang sangat halus. >Ati = hati, qalbu. Maknanya: Raras Ati = Hati atau qalbu yang penuh dengan kehalusan budi karena mendapat pancaran sinar sang Tunggal. 2) Rara = gadis> sati (santa) = suci, pengorbanan, tenang. Maknanya: Rara Sati = Kesucian yang tenang penuh pengorbanan.

- Anjing Si Tumang, Si Tumang. Artinya> tumang = 1) Peti yang tertutup (bhs. Kawi), 2) Mangmang = sumpah (bhs. Kawi), Tu-mang-mang = orang yang terkena sumpah karena waswas. Maknanya: Karakter seseorang yang selalu asal bersumpah, waswas, akhirnya ter-makan sumpahnya sendiri, hatinya seperti peti yang tertutup rapat tidak mendapat pencerahan.

- Sangkuriang, Sangkuriang. Artinya: > 1) Sang = penanda hormat, honorifik. >Kuriang <kuring = saya, ego. 2) Sang = penanda hormat, honorific. >Kuriang <guru + hyang = ego yang gaib. Maknanya: Sangkuriang = Jiwa (ego) non material yang menjadi dasar tumbuhnya kesadaran mental manusia yang selalu mendapat cobaan dan ujian kualitas dirinya.

- Taropong (torak), Taropong. Artinya : 1) Alat tenun dari sepotong bambu kecil (tamiang) tempat benang pakan (torak); 2) Alat untuk melihat sesuatu agar lebih jelas (teropong). Maknanya: Kegiatan (semangat) manusia dalam menata perilaku kehidupan agar terusun tertib sesuai dengan kualitas dirinya dan mampu melihat jelas alur (visi) kehidupannya.

- Wetan (Timur), Wetan. Artinya: timur, tempat matahari terbit; wetan > wiwitan = asal mula, harapan. Maknanya: Menuju ke wetan (timur), mencari yang diharapkan yang dicari-nya sejak awal mula keberadaan manusia.

- Kulon (Barat), Kulon<kulwan. Artinya: Barat, tempat matahari tenggelam. Maknanya : Sampai di arah barat = sampai di batas waktu, waktu terakhir, akhir kehidupan.

- Citarum, Sungai Ci Tarum. Artinya: >Ci <cai = air. >Tarum = sejenis tumbuhan, daunnya untuk memberi warna indigo tua (hampir hitam) pada kain/ benang tenun. Maknanya: Kehidupan adalah seperti air mengalir dalam perjalanannya akan mengalami beragam celupan kehidupan, kebahagiaan, keprihatinan juga hal-hal negatif lainnya sebagai ujian keteguhan hatinya.

- Sanghyang Tikoro, Sang Hiyang Tokoro Artinya: >Sang = penanda hormat, honorifik. >Hyang = gaib. >Tikoro = saluran di leher untuk bernafas dan berbicara (tenggorokan) atau saluran di leher untuk makan (kerongkongan). Maknanya: Kemampuan manusia dalam berbicara tentang apa pun yang baik atau pun yang jelek serta sering dilaluinya makanan entah yang halal atau yang haram.

- Guriang, Guriang Artinya >Guru = Yang memberi petunjuk, ilmu; >hyang = gaib. Maknanya: Orang yang mengajari ilmu pengetahuan, fasilitator.

- Gunung Putri, Gunung Putri, artinya >Putri = gadis, wanita cantik jelita, bangsawan. Maknanya: Karakter manusia yang dihiasi nilai keindahan dan cinta kasih. Dimaknai sebagai sifat kewanitaan yang penuh rasa kasih sayang.

- Gunung Manglayang, Gunung Manglayang Artinya: >Manglayang = 1) ngalayang, melayang. 2) Mang-layang-palayangan >Saluran pembuangan air kolam/talaga. Kemampuan manusia untuk menguras dan membersihkan dirinya dari karakter yang kotor.

- Ujungberung, Ujungberung, artinya: >Ujung = akhir. >berung >ngaberung = menurutkan hawa nafsu. Maknanya: Berakhirnya gejolak hawa nafsu yang negatif.

- Kembang Jaksi, Kembang Jaksi, artinya: 1) Jaksi >bisa dimaknai jadi + saksi . Maknanya: 1) Segala sesuatu yang dikerjakan seseorang akhirnya akan menjadi saksi pula bagi dirinya. 2) Jaksi = bunga sejenis pohon pandan. Maknanya: Kesesuaian antara itikad/niat – ucapan dan perbuatan (Bhs. Sunda: tekad – ucap – lampah).

- Boeh rarang, Boeh rarang. Artinya: > Bo’eh = kain kafan. >rarang = suci, mahal. Maknanya: Semuanya akan berakhir bila satu saat mau tidak mau harus memakai kain kafan yang suci, yaitu datangnya waktu kematian mungkin secara fisik atau secara psikis.

- Gunung Bukit Tungggul, Gunung Bukitunggul, artinya : 1) >Bukit = Bentuk gunung yang lebih kecil. > unggul = pokok pohon. Maknanya: Siapapun orangnya, kaya-miskin, pembesar atau pun rakyat kecil semuanya mempunyai pokok sejarah dirinya (leluhur). 2) Tunggul >tutunggul = batu nisan. Maknanya setiap orang mempunyai penanda jati dirinya, tentang apa dan siapa dirinya.

- Gunung Burangrang, Gunung Burangrang, artinya >Burangrang >Bukit + rangrang. >rangrang = ranting. Maknanya: Siapa pun orangnya tetap akhirnya akan ada sangkut pautnya dengan keturunan dan masyarakat yad. Yang pada gilirannya semuanya akan hilang ditelan masa (Bhs. Sunda: ngarangrangan).

- Gunung Tangkuban Parahu, Tangkubanparahu = gunung yang bentuknya seperti perahu yang tertelungkup. Maknanya: Dalam kosmologi Sunda, gunung dimaknai sebagai tubuh manusia. Gunung Tangkubanparahu dimaknai sebagai manusia yang sedang menelungkupkan dirinya dan itu menandakan suasana hati yang sedang bingung penuh penyesalan.

- Talaga Bandung, Talaga Bandung artinya >talaga = danau., dimaknai sebagai kehidupan di dunia ini, >bandung = 1) dua buah perahu atau dua buah rakit yang disatukan dan di atasnya dibuat tempat berteduh. 2) bandung >bandung + an = memperhatikan, menyimak >silih bandungan – saling memperhatikan dengan penuh perhatian.. Maknanya: Talaga Bandung = kehidupan dunia ibarat perahu yang dirakit secara berpasangan dengan sesama makhluk lain, seyogyanya dapat membangun kehidupan bersama, kesalihan sosial, yaitu kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih, silih asah dan silih asuh, interdependency (saling ketergantungan yang harmonis), equaliter (setara di depan hukum) dan egaliter (setara di dalam kehidupan).

Pamungkas:
Bila kita runut seluruh informasi di atas, maka akan ditemukan alur kearifan pandangan hidup masyarakat Sunda yang terkandung dalam legenda Gunung Tangkubanparahu. Kearifan yang dibungkus dengan cerita legenda ini dapat menjadi acuan hidup bagi siapa pun dalam melayari keberadaannya baik secara manusia lahiriah (fisik) maupun manusia transendental (ruhi).

Secara ringkas alur legenda tersebut yang memperjelas arti dan makna dikandungnya: Esensi legenda atau sasakala Gunung Tangkubanparahu dimaksud-kan sebagai cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapapun manusia-nya (= tumbuhan cariang) yang masih bimbang akan ke-beradaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri. Kemanusiannya (=Wayungyang). Hasil pencarian melahirkan kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (= Dayang Sumbi, Rarasati). Tetapi bila tidak disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran penuh (taropong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus (= digagahi si Tumang) yang akan melahirkan ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (= Sangkuriang).

Ketika Sang Nurani termakan oleh kewaswasan (= Dayang Sumbi memakan hati si Tumang) maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani dilampias kan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego (kepala Sangkuriang dipukul). Kesombongannya pula yang mempengaruhi “Sang Ego Rasio” untuk menjauhi dan me-ninggalkan Sang Nurani. Ternyata keangku han Sang Ego Rasio yang berlelah-lelah mencari ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembara-annya di dunia (menuju ke arah Timur). Pada ahirnya kembali ke Barat yang secara sadar maupun tidak sadar selalu dicari dan dirindukannya yaitu Sang Nurani (= Pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi).

Penyatuan antara Sang Ego Rasio (Sangkuriang) dengan Sang Nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi) tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu pengetahuan yang dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency -silih asih-asah dan silih asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehi dupan sosial (membuat Talaga Bandung) yang dihuni berbagai manusia dengan beragam perangainya (Citarum).

Keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang Ego Rasio sendiri (pembuatan perahu). Keberadaan Sang Ego Rasio itupun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (Bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari awal keberadaannya (Timur, tempat awal terbit kehidupan). Sang Ego Rasio pun harus menunjukkan keberadaan dirinya (tutunggul penanda diri) dan akhirnya memiliki keturunan yang terwujud dalam masyarakat yad. Dan suatu waktu ber-akhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang).

Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani yang tercerahkan (hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi), gagal karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (bo’eh rarang = kain kafan). Akhirnya suratan takdir menimpa Sang Ego Rasio hanya rasa sesal yang teramat sangat dan marah kepada “dirinya”. Maka ditendangnya keegoisan rasio diri, jadilah seonggok manusia transendental dan ter- telungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (Gunung Tangkubanparahu).

Lantaran sang Ego Rasio merasa penasaran, dikejarnya Sang Nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego Rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan hanya menampakkan diri menjadi saksi perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego Rasio (= bunga Jaksi).
Datang kesadaran adalah juga berakhirnya kepongahan rasionya (Ujung-berung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Terbukalah saluran proses berkomunikasi yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro) = tenggorokan; Dalam budaya Sunda dikenal peribahasa Hade ku omong goreng ku omong = baik dan buruk karena berbicara
Ditulis oleh:
Richadiana Kadarisman Kartakusuma
(Epigraphyc Researcher of The National Research Centre of Archaeology); berdasarkan cacariosan Hidayat Suryadilaga.
Disadur dari: TANGTUNG SUNDA BUANA



BonnySinter Deloniks R
Hirup ingsun di dunya kudu ngabogaan elmu hasil ngasah
jeung olah pikir dina uteukna nu mancar dina gawe nu
rancage, nu dina carita disimbulkeun sirah Sangkuriang
ditakol ku sinduk tepi ka pitak.
Sangkuriang maksa hayang kawin ka Dayang Sumbi
...ngandung harti, yen kulantaran Ingsun asal ti Gusti nu
hakekatna suci, tinangtu ngabogaan rasa jeung
tanggungjawab pikeun nyalametkeun diri/waruga asal ti
dunya nu diancikanana sangkan salamet kukuh mituhu teu
ingkar tina papagon kamanusaan, ku cara
ngamanunggalkeun kuring jeung kurungna dina hiji
parahu nu sahaluan sapanjang ngumbara ngalakonan
kahirupan di dunya (parahu pikeun lalayaran di
talaga).

Dina ngalaksanakeun gawena, Sangkuriang dibantu ku
Guriang Tujuh (= Guru hyang tujuh), maksudna tujuh
pangawasa suci nu asal ti Gusti nu ngancik dina diri
manusa, nyaeta : pangawasa/gerak- langkah,
pangersa/kadaek, hirup, pangrungu/denge, awas,
pangandika/ ucap, pangangseu/ambeu, nu jadi guru jati
manusa pikeun nganyahokeun, ngarasakeun, nyaksikeun
kaayaan dunya jeung pangeusina, lain cenah lain beja
estuning dirasakeun ku sorangan sakuringna-sakuring na.
Pon kitu deui digunakeun pikeun ngalalakon kahirupan
di dunya jeung ngudag kahayang/cita- cita sarta
ningkateun harkat jeung martabat dirina.

Boeh rarang dibeberkeun jeung dikelebetkeun dicaangan
obor, nyimbulkeun akal pikiran nu dicaangan ku
elmu/katerang/ kanyaho nu ditembrakkeun/ dikibarkeun
atawa diwujudkeun dina kahirupan (gawe akal pikiran).
Lisung tutunggulan nyimbulkeun napsu nu ngagolak (gawe
rasa/napsu), sedengkeun hayam jago pating kongkorongok
ngalambangkeun kasombongan jeung katakaburan, nepak
dada ngarasa ieu aing jago. Elmu spiritual Sunda
ngajentrekeun yen aya tilu unsur dina diri manusa nu
bisa ngawasa kana pamarentahan diri, nyaeta kakuatan
akal/pikiran, kakuatan rasa/napsu, jeung kakuatan jati
ingsun. Dina perkara ieu ingsun kudu bisa ngadalikeun
akal-pikiran jeung rasa/napsu (ingsun jadi supir/nahoda).

Lamun akal pikiran jeung rasa napsu
geus miheulaan ingsun (Sangkuriang kabeurangan
lantaran boeh dioboran jeung lisung tutunggulan nu
terusna kongkorongok) , tangtu kuring jeung kurung teu
bisa kawin (teu bisa manunggal), balukarna hirup
manusa lir ibarat parahu nangkub (Tangkubanparahu) teu
bisa dipake ngalakonan kahirupan di dunya (lalayaran
di talaga) nu didumasaran ku ajen luhung kamanusaan
jeung kasucian, tungtungna ngan bati hanjelu kaduhung
sagede gunung ibarat tunggul (Bukittunggul) , hate
nalangsa ngarangrangan ngarasa hirup euweuh ajen
(Burangrang) . Tapi sok sanajan batal kawin, ku
lantaran ngarasa boga kawajiban salila gumelar di
dunya, Ingsun (kuring) teu weleh ngudag-ngudag supaya
kurung bisa dikawin, nu kadangkala deukeut, kadang
jauh (Sangkuriang ngudag-ngudag Dayang Sumbi)